Hari ini abis nge-date sama mamah. Hihihi... abis nonton Harry Potter and the Deathly Hollow Part 1. Rencana semula, kami mau menonton film itu di Kelapa Gading, di bioskop yang oke dan gaya gitu (sekali-sekali nggak apa-apa dong, gaya). Tapi kalau nonton di sana, apalagi kalau akhir minggu, jaminan mutu kalau bioskopnya ramai, ramai, dan tidak ada kata lain selain ramai! Tadinya memang kami mau menonton di tengah minggu saja, tapi karena satu dan lain hal, terpaksa kami melakukannya di akhir minggu ini. Setelah coba cek di internet, ternyata di bioskop terdekat dengan rumah kami, film itu sudah mulai diputar! Yey! Dan pergilah ke sana sore tadi.
Pendapat saya? Hmm.. yang pasti saya tidak bosan menontonnya. Sejauh ini, saya selalu mengantuk menonton film Harry Potter, dan yang jadi favorit saya adalah: Harry Potter and the Goblet of Fire. Kenapa yang itu, karena buat saya, penggambaran fisik tokoh Harry Potter yang paling pas ada di film itu, dengan rambut berantakan dan gaya canggung remaja tanggung (halah).
Sebelum saya menonton film ini, sudah lumayan banyak juga review tentang film ini yang saya baca. Dan rata-rata memberikan review bagus. Kalau buat saya sih, seperti yang tadi sudah saya tuliskan sebelumnya, kalau film ini tidak membuat saya bosan. Tiap adegannya mengalir mulus. Ditambah dengan humor-humor yang muncul tapi tidak terasa terpaksa.
Dan seperti yang sudah-sudah kalau saya menonton film dengan aktor-aktor kebangsaan Inggris, entah kenapa, selalu terasa beda. Meskipun film yang saya tonton cumalah komedi romantis, tapi setiap emosi, setiap gerakan, suara yang disampaikan oleh para aktor-aktornya tidak terasa kalau mereka sedang berakting. Teriakan Hermione yang benar-benar menyayat hati, rasa ketakutan Lucius Malfoy saat Voldemort meminta tongkat sihir Malfoy untuk dipinjamkan. Setiap kehadiran tokoh-tokohnya selalu memberikan hawa yang berbeda, ditambah dengan efek background dan backsound, yang semakin membuat suasana semakin mencekam. Bagian yang paling saya suka: ENDINGNYA!!! Klimaks dan semakin membuat orang penasaran ingin segera menonton kelanjutannya!
Bagian yang nggak saya suka: memang tidak mungkin menerjemahkan semua bagian dalam buku ke dalam film dengan durasi 2jam lebih. Ada beberapa emosi yang saat saya membaca bukunya begitu menyayat, misalnya kematian Hedwig dan saat Harry berkunjung ke makam orang tuanya. Saya ingat saat membaca bukunya, saya benar-benar menangis (atau jangan-jangan ini karena saya yang memang terlalu sensitif akan hal seperti ini?) *shrug
Singkatnya, seperti review para ahli (soknyeee), saya juga akan memberikan ponten bagus buat Harry Potter and the Deathly Hollow Part 1. Yihiiiiy... akhirnya ada juga serial Harry Potter yang bisa dinikmati lagi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar